Menegur bukan karena benci

Jika memuji ada adabnya, Maka Menegurpun ada caranya…

Memuji tidak menjadikan lupa diri, menegur bukan karena benci..

 

img_20180914_121440

“EMOH!!!” Begitu teriak Fatih akhir2 ini. Dengan mimik muka marah, alis bertaut, mata melotot. Ditelinga? Duh sungguh ga enak didengarnya…. DI rumah kami berusaha menjaga dalam adab berbicara ini. Dan kosakata ini tidak dalam kamus rumah kami. Maka Kami telusuri, suatu kali saat mendampingi ia bermain di rumah tetangga. Dan… OH! ternyata oh ternyata… kata2 E.M.O.H itu dari teman seusianya.. yg juga diucapkan dengan tekanan dan emosi yang tinggi. Langsung saat itu juga kami komunikasikan dg oragtua batita tersebut, dan untuk sementara dibatasi dulu bermain bersama Fatih. Alhamdulillah mereka mau memahaminya.

Maka ketika Fatih mengucapkan E.M.O.H kami langsung memeluknya, sambil berbisik…

“Fatih, teriak2 dan bilang EMOH itu tidak baik nak. Fatih bisa bilang “tidak” ya… Fatih kan anak santun?”  sambil mengelus2 punggungnya….

Sama halnya ketika kami menegur saat ia berlarian di masjid;

“Fatih, di masjid tempat untuk sholat. Bukan lari2 ya nak.. Fatih bisa kan tenang?”

Hmmm, itu adalah sekelumit contoh teguran yang kami berikan saat Fatih tidak sadar melakukan kesalahan. Memang untuk bisa menegur dengan efektif seperti diatas dibutuhkan kewarasan diri kami. A.ka tidak dalam keadaan emosi atau kelelahan. Lalu bagaimana jika terpaksa kita lelaaaah sekali? Maka lebih baik diam, berikan respon pada anak dg sentuhan dan pelukan. Daripada keluar kata2 yang makin pacelotot? Duh, ini kami sungguh masiiiiiiih perlu banyak latihan.

Masih kata mba Okina, Jika memuji ada adadbnya maka menegurpun demikian ada caranya. Berikut saya resume dari materi Enlightening Parenting:

  1. Tegur perilakunya, bukan karakteristik orangnya
  2. Katakan secara tepat apa kesalahan perilakunya
  3. Katakan pada anak bahwa dia mampu membuat perubahan/pernah bersikap lebih baik dari itu.
  4. Tidak mengungkit kesalahan masa lalu.
  5. Tetap cintai orangnya
  6. Menegur tidak di depan forum banak orang (tambahan dari saya)

Contoh menegur yang efektif:

  • “Kak, karena kamu tidak menyiapkan buku sebelum tidur, PR-mu tertinggal. Selama ini ibu mengamati bahwa kamu akan ingat membawa PR-mu jika sebelum tidur tas sekolahmu sudah disiapkan. Artinya, kamu BISA lebih baik dari hari ini” (disertai senyuman dan tepukan di bahunya).

Contoh teguran yang lebay:

  • “Kak, tuh kan…PR-mu ketinggalan lagi, masih muda jangan pelupa dong. Makanya siapkan tas sekolah sebelum tidur. Ingat nggak…? Minggu lalu juga gini kan? Siapa coba yang repot? Ibu, kan…harus mengantar PR-mu ke sekolah. Besok-besok jangan malas dan jangan lupa siapkan ya” (rrrgghh…mengeluarkan suara lebah terbang, menggerutu keluar kamar, dan belum sampai di luar kamar sudah kembali lagi…) “Ingat lho ya, ibu nggak mau ngantar PR-mu lagi.”

Referensi:

#day8 #tantangan10hari #gamelevel1 #kuliahbundasayang #Institutibuprofesional

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑